Fenomena Kemerdekaan Indonesia



Ini adalah realita kehidupan bangsa di negara yang katanya telah lama merdeka namun pemerataan ekonomi dan tingkat kesejahteraan rakyat negri ini belum juga tuntas dan lekas diperhatikan pemerintahan. Bukan hujatan bukan celaan bukan penilaian yang buruk bagi petinggi negara untuk kala ini. Mereka berpacu meraih prestasi bukan dalam meningkatkan kualitas dan kwantitas negara, tapi malah berpacu dalam area negatif seperti layaknya penyelewengan uang yang ditarik dari para rakyat jelata di seluruh negri tercinta.
Terbersit dalam benak saya untuk mempertontonkan seribu kemonotonan bangsa ini, mulai dari pendidikan, kesehatan, pembangunan, pertanian dan lain sebagainya. Negri ini kaya namun kekayaan nya hanya dirasakan oleh orang kaya, sedang rakyat jelata hanya menjilat peluh dan kesah mereka dibawah tenda biru langit ini.
"Yang kaya semakin kaya, yang miskin dijadikan fakir" mungkin itulah istilah yang cocok untuk negri semoderen ini. Ketika para balita yang sedang sakit keras dicampakan oleh rumah sakit karena orang tua yang tidak mempunyai biaya, ketika anak sekolah harus putus karena terbentur kekejaman raja dunia uang si dolar yang terus meraja, ketika kasus pencurian semakin merajalela karena tekanan ekonomi yang semakin mencekik, ketika para perempuan rela menjual harga diri hanya karena mereka ingin menikmati dunia, ketika para ulama di sebut sebagai teroris karena pemerintahan yang hampir terjerit orang-orang zionis, ketika orang-orang harus rela menjadi gembel di jalanan, ketika harga sembako dan BBM yang setiap tahunnya semakin melonjak naik ke pegunungan himalaya dan sampai di puncak tertinggi, ketika indonesia semakin dinilai sebagai negara yang maju namun mengapa kata itu tidak berlaku jika menyaksikan panggung kehidupan di negeri ini, itu semua karena kepala bangsa yang tak becus menangani negara ini, karena kepala bangsa retak oleh kasus yang terus bergulir setiap hari, mereka memakan daging-daging kami yang hanya bisa melelehkan air mata kala subuh datang dan mentari tenggelam. Rasanya ingin berteriak kepada tuhan "Mengapa bangsa ini di jajah oleh bangsa sendiri? Mengapa mereka yang pintar ternyata lebih idiot dari orang idiot? Mengapa mereka memilih memakan dari sampah daripada makan di tempat bersih? Mengapa uang kotor itu selalu mereka makan? Ataukah mereka sudah tidak punya hati dan fikiran?".

Lihatlah sebagian Photo-photo karya cameramen-cameramen dibawah ini :

Lihatlah anak-anak itu menjadi pengamen mencari lembaran rupiah demi perut mereka dan keluarga, mereka berjuang melawan hari yang terik melawan hari yang dingin. Mereka tidak peduli apa kata orang, mereka hanya berfikir bagaimana mereka bisa bertahan hidup di atas Negri merdeka ini

Lihat pula panorama kemiskinan potret ketidakmampuan nya para penghuni negri ini. Mereka tinggal di bawah atap yang bocor, di dindingi dengan sesuatu yang tidak seharusnya. Apakah kalian (Pemerintah) tidak miris melihat semua ini?

Hanya menjadi pemulung salah satu profesi penghuni negri ini, yang seharusnya sudah tiada dan sudah dilenyapkan di muka bumi Indonesia ini. Mereka bergelut dengan bau dan mendekati penyakit demi menghidupi keluarga dan dirinya.

Orang tua yang seharusnya duduk di atas kursi menikmati masa tua seharusnya tidak seperti fenomena di atas duduk di pinggir jalan meminta belas kasihan orang yang melangkah menyebrangi dirinya di hadapannya. Demi hidup apapun mereka akan lakukan.

Itu hanya sebagian kecil dari fenomena kehidupan di negri tercinta ini, masih ada sejuta realita semilyar potret mengharukan lainnya di bumi tercinta ini.
Wahai para penguasa, lihatlah kami dengan mata hatimu jika memang kalian masih mempunya hati. Pandang kami sebagai manusia jangan samakan kami dengan binatang. Akui kami sebagian dari negri, berilah kami bagian dari hak kami dan kalian juga harus mentaati kewajiban kalian sebagai petinggi yang kami percayai. Kami ingin menikmati indahnya indonesia, kami juga ingin melahap hasil panen di atas negri pertiwi. Wahai petinggi aku percayakan kepada kalian, jangan sia-siakan amanah bangsa ini, jangan hianati semua kepercayaan kami, jangan munafiki diri sendiri, jangan bohongi kami dengan pangkatmu yang tinggi, jangan pernah merasa di atas rasakan lah jika seandainya kalian yang menjadi kami.

"Ya alloh ya robbi, selamatkanlah bumi pertiwi"
Kami ingin negri ini tidak ada anak sekolah yang membanting tulang di jalanan, kami tak ingin melihat para pengemis di jalanan, kami tidak ingin melihat mereka kelaparan, kami tidak ingin melihat petinggi menjadi sampah abadi, kami tidak ingin melihat rumah kumuh itu lagi, kami ingin melihat mereka bekerja yang selayaknya, kami ingin melihat pemulung itu menjadi pegawai dalam sebuah perusahaan.

Untuk para pembaca :
Apa yang akan kalian lakukan jika kalian adalah pemimpin bangsa ini?
Bagai mana cara kalian untuk menghapus derita bangsa seperti yang ada di atas?

BONUS :
Realita pembangunan yang dilupakan.
Lokasi : Jalan Cicomre - Kec. Bojonggambir - Kab. Tasikmalaya


0 komentar: